Sejarah Pemain Trinidad and Tobago di Manchester United

1

Kali ini saya akan memberikan catatan tentang sejarah pemain-pemain asal Trinidad and Tobago yang pernah atau masih membela Manchester United. Dari mereka mungkin ada yang berhasil dan tidak, mengingat sebagai salah satu klub terbaik dunia, para pemain selalu dituntut menunjukkan penampilan terbaik mereka. Berikut adalah sejarahnya:

1. Dwight Eversley Yorke (1998-2002, 66 gol dalam 152 penampilan)

Name: Dwight Eversley Yorke
Position: Forward
Birthdate: 03-11-1971
Birthplace: Canaan, Tobago
Height: 5′ 10″
Weight: 11st 12lbs
Nationality: Trinidad & Tobago

Transferred from: Aston Villa, 20/08/1998, £12.6m
Years at Club: 1998-2002
Debut: 22/08/1998 v West Ham United (A) 0-0 (Premiership)
Previous clubs: Signal Hill, Aston Villa
Transferred to Blackburn Rovers, 26/07/2002, £2.6m

Dwight Yorke adalah seorang pemain sepak bola pada posisi striker yang lahir di Canaan, Trinidad dan Tobago pada 3 November 1971. Selain sebagai striker, pemain yang dijuluki the Smilling Assasin ini juga sering dipasang pada posisi gelandang tengah. Karir junior Dwight Yorke dalam dunia sepak bola profesional dimulai dengan bergabung bersama Signal Hill Comprehensive School saat is menginjak usia 17 tahun. Satu tahun merumput bersama tim pertamanya, Yorke mendapat kesempatan bermain dalam laga persahabatan dengan Aston Villa pada tour West Indies.

Tour tersebut membuka jalannya tampil di lapangan Inggris karena permainannya berhasil memikat hati Graham Taylor, manajer Aston Villa saat itu, yang menawarinya kontrak uji coba di klubnya. Debut pertamanya di Divisi Satu Liga Inggris dimulai pada 24 Maret 1990 dalam pertandingan melawan Crystal Palace yang berakhir dengan kekalahan 0 – 1. Delapan musim pertamanya bersama Villa, pemain berzodiak scorpio ini diberi daulat menguasai sayap kanan lapangan. Baru pada musim 1995-1996, dia dipindahkan ke lapangan tengah dan tidak membutuhkan waktu lama untuk mengukuhkan dirinya sebagai salah satu striker papan atas Liga Premire Inggris.

Final Piala Liga musim 1996, pemain yang juga gemar bermain kriket ini merupakan salah satu pemain kunci Aston Villa untuk memenangkan pertandingan melawan Leeds United 3 – 0. sebelum Yorke akhirnya memutuskan hijrah ke Manchester United, pemain dengan tinggi badan 175 cm ini telah tampil sebanyak 232 dengan raihan prestasi 72 gol selama sebelas musim membela Aston Villa. Dengan total nilai tanda tangan kontrak 12,5 juta Euro, The Smiling Assassin resmi membela Manchester United untuk satu musim pertandingan.

Di musim pertamanya bersama the Red Devils, Yorke menjadi salah satu pemain pilar yang membuat MU berhasil memboyong tropi Liga Premier. Begitu juga dengan dua musim berikutnya. Yorke menutup sejarah gemilangnya di MU dengan mengukuhkan diri sebagai penyumbang gol terbanyak, termasuk dalam laga MU di Liga Champions Eropa. Pada penutupan musim 2001-2002, Yorke dijual ke klub Blackburn Rovers dengan nilai sebesar 2 juta Euro. Sayangnya, dua tahum membela Blackburn Rovers, pemain yang memegang rekor berlaga di Piala Dunia sebanyak 6 kali sejak 1990 ini diisukan mendapat masalah dengan manajer Blackburn saat itu, Graeme Souness, yang menganggapnya tidak konsisten dalam membela tim. Karena masalah ini, Yorke akhirnya hijrah ke Birmingham City pada 2004 melalui sistem kontrak transfer bebas.

Meskipun debut awal musimnya dilalui dengan sangat menawan dan berhasil menyumbang gol untuk Birmingham City saat melawan Charlton dan Newcastle, Yorke harus rela menerima sebagian besar musimnya sebagai penghuni bangku cadangan. Hal ini membuatnya memutuskan untuk pindah merumput di Benua Australia dan membela Sydney FC. Namun, setelah semusim merumput di benua Kanguru, Yorke merasa bahwa sepak bola Australia kurang pas buat dirinya dan akhirnya memutuskan kembali ke lapangan Inggris dengan bergabung bersama klub Sunderland. Tim yang mendapat julukan the Black Cat ini merupakan tim Liga Premier terakhir yang dibela olah Yorke.

Setelah pensiun sebagai pemain bola, Yorke meneruskan karirnya di lapangan hijau sebagai asisten pelatih di timnas Trinidad dan Tobago. Kemudian pada musim 2010-2011, ia didaulat menjadi pelatih Tobago United. Ia kemudian menerima tawaran sebagai asisten pelatih bagi the Red Devils sampai sekarang. Selama merumput di Liga Premier, Yorke dikenal dengan reputasi buruk di kalangan media dengan banyaknya wanita yang mengelilinginya. Meskipun demikian, reputasi tersebut tidak berarti menyurutkan karir pilar utama timnas Trinidad dan Tobago terutama selama satu dekade Piala Dunia (1990 sampai 2010). Di negaranya, Yorke didaulat sebagai duta olahraga oleh FIFA dan namanya diabadikan dalam sebuah stadion olah raga di kota Bacolet, The Dwight Yorke Stadium, sebagai penghargaan atas dedikasinya di dunia sepak bola. (*)

Leave a comment