The Giggs Story: 2007–2011

Foto-foto: ryangiggs.cc

Ryan Giggs hampir selalu hadir selama era sukses dalam sejarah Manchester United, memecahkan rekor dan mengumpulkan medali juara di hampir semua kompetisi…

Pemain yang selalu tampak muda ini adalah pencetak gol pertama dan terakhir selama kampanye tak terlupakan musim 2007-2008. Giggs mencetak gol pembuka dalam kemenangan Community Shield atas Chelsea. Dia menutup gol musim ini saat mengeksekusi tendangan penalti dalam drama adu penalti dramatis di final Liga Champions melawan Chelsea. Di bawah diguyur hujan di Moskow, Giggs melangkah dari bangku cadangan untuk mencatatkan pertandingan ke-759 dan memecahkan rekor penampilan Sir Bobby Charlton yang bertahan sangat lama. Itu adalah akhir yang sempurna karena United juga mengklaim gelar Premier League dengan kemenangan 2-0 di Wigan Athletic hanya 10 hari sebelum sukses di Liga Champions. Giggs 2007-2008: 33 (10) laga, 4 gol.

Musim berikutnya, United mengamankan gelar liga ke-18 yang menyamai pencapaian Liverpool, dan tambahan gelar Club World Cup pada bulan Desember, ditambah lagi gelar Piala Liga pada bulan Maret. Dalam jumlah pertandingan yang minim, Giggs kini berperan sebagai gelandang tengah, yang tetap mumpuni. Rekornya dalam mencetak gol dalam setiap musim Liga Inggris dijaga saat Giggs membobol gawang West Ham di Upton Park pada bulan Februari. Sayangnya, United kalah dari Barcelona di final Liga Champions di Roma. Giggs terpilih sebagai PFA Players’ Player of Year pada usia tua 35 tahun. Giggs 2008-2009: 28 (19) laga, 4 gol.

Dalam hal gol per game, pada musim 2009-2010, Ryan paling produktif sejak 2002-2003. Sementara United gagal meraih gelar, finis kedua di bawah Chelsea yang kini dilatih Carlo Ancelotti, Giggs memainkan peran penting dalam mengamankan Piala Liga. Gol pembuka Giggs di leg pertama melawan Manchester City dilanjutkan dengan membantu Wayne Rooney mencetak gol kemenangan dalam leg kedua di Old Trafford. Itu membuka jalan bagi kemenangan 2-1 atas Aston Villa di Wembley. Giggs melewati tonggak lain pada bulan November, terpilih sebagai Man of the Match, dia mencetak gol ke-100 di Premier League saat bertandang ke kandang Portsmouth. Di Eropa, Giggs jarang dimainkan, namun berhasil mencetak gol ke-150 bagi klub. Dia pun menjadi pencetak gol terbanyak kedelapan sepanjang sejarah United. Giggs 2009-2010: 28 (9) laga, 7 gol.

Meski tidak sering tampil, Giggs memberikan sentuhan magis saat United meraih gelar liga ke-12 dalam era Premier League, dengan mempecundangi Chelsea, Arsenal, dan City. Setelah berjuang secara berkala dengan masalah hamstring melalui musim gugur, Giggs semakin berpengaruh di paruh kedua kampanye dan tampil dalam dua pertiga pertandingan di semua kompetisi di tahun baru. Bahkan, dari Januari dan seterusnya, Giggsy selalu dimainkan di belakang trio Hernandez, Berbatov, dan Rooney dalam serangkaian eye-catching di rumah dan di luar negeri. Giggs menjadi cameo berpengaruh dalam kemenangan 3-2 di Blackpool, serta display mencetak gol melawan Schalke di semifinal Liga Champions. Meski mencapai final di Liga Champions, United kembali dikalahkan Barcelona. Giggs 2010-2011: 27 (11) laga, 4 gol. (*)

Leave a comment