Fergie Time: Filosofi Sepak Bola Tak Kenal Menyerah hingga Detik-Detik Terakhir

Fergie mengaku tak pernah tahu waktu tinggal berapa menit. Itu hanya strategi. (dailystar.co.uk)

Apa yang dimaksud Fergie Time? Benarkah Alex Ferguson selalu diuntungkan wasit? Apakah benar selalu mendapatkan waktu injury time lebih?

Pada awalnya ini hanya mitos. Beredar rumor bahwa wasit menambah waktu jika United sedang ketinggalan. Penyebabnya adalah karena sang pengadil tertekan oleh teriakan Sir Alex Ferguson sambil menunjuk-nunjuk jam tangannya.

Pada menit-menit ini, keajaiban biasanya datang menghampiri United. Menghancurkan lawan yang tinggal menghitung detik untuk menang. Lawan menjadi gelagapan dan gol-gol di menit akhir tercipta, tak akan ada pendukung tim lain yang senang dengan hal ini, dan itulah keajaiban Fergie Time.

Kisah Fergie Time bermula di musim Liga Inggris pertama dengan nama baru Premier League pada musim 1992-1993. Ketika itu, United berhadapan dengan Sheffield Wednesday. Kedudukan tetap 1-1 hingga 90 menit berakhir dan wasit memberikan 7 menit tambahan. Dalam rentang waktu tersebut, Steve Bruce mencetak gol yang melapangkan jalan United merebut gelar pertama setelah puasa 26 tahun.

Steve Bruce mencetak gol yang melapangkan jalan United merebut gelar pertama setelah puasa 26 tahun. (skysports.com)

Itulah gelar liga Inggris pertama yang dipersembahkan Sir Alex, sebelum gelar-gelar lainnya menjadi koleksi klub. Sejak saat itu kecurigaan merebak, United akan diberi tambahan waktu lebih banyak ketika sedang tertinggal. Sebenarnya tim-tim besar di Liga Inggris mendapatkan tambahan waktu lebih lama juga dibanding tim-tim kecil.

Graham Poll, mantan wasit yang sering menulis di Daily Mail, menyatakan bahwa secara sadar ataupun tidak selalu ada tekanan untuk membuat tim besar tidak kalah dalam suatu pertandingan. Apalagi bila pertandingan dilaksanakan di kandang tim besar tersebut.

Statistik 3 musim terakhir Sir Alex dari musim 2010-11, 2011-2012, dan 2012-2013 menunjukkan bahwa United bermain 79 detik lebih lama ketika sedang kalah dibanding ketika menang. Lebih lama secara rata-rata ketimbang Liverpool maupun Manchester City.

Pada beberapa musim, United juga mendapatkan waktu tambahan terendah dibanding tim besar lain. (thepundits.co.za)

Tambahan waktu ini sebenarnya tidak diatur FIFA. Konvensi umum mengatakan bahwa wasit menambah 30 detik untuk setiap gol atau pergantian pemain dan menghitung waktu ketika ada yang cedera di lapangan. Statistik juga menunjukkan bahwa ’’rata-rata’’ tim besar mendapatkan tambahan waktu lebih banyak ketika mereka kalah dibandingkan ketika menang.

Tetapi, statistik tersebut tidak selalu konsisten. United tak setiap musim mendapatkan waktu lebih banyak. Pada musim 2012-2013, United mendapatkan waktu lebih banyak. Namun, pada musim sebelumnya, justru United mendapatkan waktu tambahan terendah dibanding tim besar lainnya.

Solskjaer mencetak gol kemenangan di menit-menit akhir di final Liga Champions 1999. (dailymail.co.uk)

Namun, kisah Fergie Time telah menjadi cerita umum. Salah satu yang paling fenomenal adalah kemenangan 2-1 United atas Bayern Munchen pada tahun 1999 di final Liga Champions. Kedudukan masih 0-1 untuk Bayern Munchen ketika waktu telah masuk menit ke-90.  ara pemain Muenchen berpikir telah menang dan meraih juara. Namun, dua gol United dicetak oleh pemain pengganti Ole Gunnar Solksjaer dan Teddy Sheringham dalam 3 menit waktu tambahan. Semuanya terjadi saat Fergie Time.

Kisah lain terjadi di tahun 2009 ketika Derby Manchester berlangsung. Skor 3-3 bertahan hingga menit 90. Wasit memberikan tambahan waktu 6 meni. Padahal, wasit keempat mengindikasikan hanya tambahan empat menit. Gol Michael Owen memberikan kemenangan bagi United yang membuat pelatih Manchester City Mark Hughes berang.

’’Saya tak melihat jam. Saya tak tahu berapa menit tersisa,’’ kata Sir Alex baru-baru ini. (*)

Sir Alex Bongkar Strategi Fergie Time

Sir Alex Ferguson mengakui bahwa dalam karirnya sejauh ini dia memang berusaha memberi tekanan kepada wasit. Dia memang dituding sering berusaha memengaruhi keputusan wasit untuk menguntungkan timnya, entah dengan mengeluh kepada ofisial di tepi lapangan, di terowongan menuju ruang ganti, ataupun melontarkan komentar-komentar di media.

goal.com

Menjelang laga terakhirnya, ketika United melawat ke markas West Brom di akhir pekan, Sir Alex mengaku bahwa dia memang suka memberikan tekanan kepada wasit. Namun, menurutnya, hal itu jamak terjadi dan merupakan bagian dari permainan.

’’Pada hari Minggu (12 Mei 2013) melawan Swansea, ofisial keempat memperlihatkan papan (injury time) kepadaku dan di sana tertulis delapan menit–aku bilang, ‘pikirkan lagi’,’’ katanya kepada ESPN. ’’Tapi, itu juga menjadi bagian dari permainan, tekanan yang Anda coba berikan ke wasit. Tapi, aku memainkan mind games untuk lawan. Tentu saja tim lawan tertekan dengan hal ini,’’ lanjut Fergie.

’’DNA’’ Fergie Time Tetap Abadi

Setelah Fergie pensiun, filosofi pantang menyerah hingga detik-detik terakhir tetap mengakar di skuad United. Fergie Time seakan sudah menjadi ’’DNA’’ di dalam tubuh setiap punggawa Setan Merah. Itu juga terlihat di era saat ini dengan Louis Van Gaal sebagai manajer.

Gelandang Manchester United, Marouane Fellaini, adalah seorang beragama Islam. (Getty Images)

Hal tersebut diperkuat oleh Marouane Fellaini yang notabene tidak pernah diasuh Sir Alex. Sekadar diketahui, Fellaini dibeli Moyes dari Everton setelah pria Skotlandia itu ditunjuk sebagai The Chosen One untuk menggantikan Sir Alex di Old Trafford.

Fellaini menilai Louis van Gaal sedikit demi sedikit berhasil membangkitkan ciri khas permainan United seperti di era Sir Alex. Salah satunya adalah Fergie Time. ’’Kami terus berusaha keras dan mampu mencetak gol di menit-menit akhir. Spirit tim ini tengah bagus. Kami terus berusaha dan itu amat penting,’’ tutur Fellaini pada Daily Express.

Daley Blind merayakan gol bersama Fellaini. (independent.co.uk)

Semangat Fergie Time itu ditunjukan skuad United saat menahan imbang West Ham 1-1 (9 Februari 2015) berkat gol di menit-menit akhir dari Daley Blind dalam lanjutan Premier League. United kesulitan membangun serangan sepanjang pertandingan dan akhirnya kebobolan lewat voli cantik Cheikhou Kouyate di awal paruh kedua.

West Ham tampak akan meraih tiga poin dari tangan United untuk kali pertama dalam 23 pertemuan. Namun, harapan itu sirna usai Daley Blind mencetak gol di masa ‘Fergie Time’, tepatnya menit ke-92. ’’Kami sudah menunjukkan spirit tersebut berulang kali dan kami harus terus seperti itu,’’ lanjutnya. (*)

2 thoughts on “Fergie Time: Filosofi Sepak Bola Tak Kenal Menyerah hingga Detik-Detik Terakhir

Leave a comment